3 Amalan Soleh yang Tiada Henti Pahalanya




Allah memberi ganjaran sekecil apa pun amal yang kita perbuat. Meski hanya sebesar dzarrah atau debu:
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an nisaa ayat 40
40. Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar[298].
[298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.
Setiap kebaikan yang kita lakukan mulai dari kewajiban seperti sholat, puasa, zakat hingga amal yang sunnah insya Allah akan dibalas Allah pahala yang berlipat ganda. Namun sayangnya saat kita meninggal, kita tidak akan mendapat pahala itu lagi. Saat kita mati, terputus amal kita selain 3 amal yang di katakan Rasulullah dalam hadistnya.
 “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
1.    Sedekah jariyah
Amalan yang kita lakukan semasa hidup akan mengalir kepada kita tiada henti-hentinya. Contohnya kita mewakafkan tanah kita untuk pembangunan masjid,sekolah, membangun penginapan untuk para musafir,atau  menanam pohon mangga yang bisa dimakan buahnya atau pohon yang rindang bisa tempati orang berteduh di bawahnya.
”Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (H.R Bukhari dan Muslim)
Ilmu yang bermanfaat
Ilmu akan bermanfaat jika kita sendiri terlebih dahulu mengamalkannya. Kemudian kita ajarkan ke orang lain. Jika orang yang kita ajarkan itu juga mengamalkan ilmunya, insya Allah kita akan mendapat pahala meski kita telah tiada.
Kita bisa menjadi guru, dosen, atau mendirikan sekolah/pesantren sehingga ilmu yang bermanfaat bisa diajarkan ke orang banyak.
Di zaman sekarang ini kita bisa mengajarkan ilmu ke banyak orang sekaligus. Dengan membuat buku yang bermanfaat, kita dapat membayangkan bagaimana kalau ada 1 juta orang yang membaca buku tersebut dan mengamalkannya.
Dengan membuat website yang berisi ilmu yang bermanfaat misalnya website Islam sehingga puluhan ribu orang bisa membaca dan mengamalkan ilmunya,Mendirikan TV Islam atau TV Komunitas yang bisa memberikan ilmu yang bermanfaat.
Anak soleh yang selalu mendoakannya
Jika kita punya anak soleh yang mendoakan kita, insya Allah kita akan mendapat pahala juga karena kita telah berjasa mendidik mereka sehingga jadi anak yang saleh.
Oleh karena itu jika kita diamanahi anak oleh Allah, hendaknya kita didik mereka sebaik mungkin hingga jadi anak yang saleh. Seorang ibu jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaannya di kantor agar bisa fokus mendidik anaknya.
Lalu bagaimana jika kita tidak punya anak kandung?
“Barang siapa yang membelai kepala anak yatim karena Allah SWT, maka baginya kebaikan yang banyak daripada setiap rambut yang diusap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan dan lelaki, maka aku dan dia akan berada di syurga” (Hadis riwayat Ahmad)
Di situ tidak dijelaskan apakah anak saleh itu anak kandung atau bukan. Jadi jika kita memelihara anak yatim pun kita tetap akan dapat pahala jika mereka menjadi anak yang saleh dan mendoakan kita.

Paling tidak jika ada anak dari saudara kita atau sepupu kita yang dalam kekurangan tidak ada salahnya jika kita menyantuni dan Bantu meringankan bebannya. Bahkan menyumbang ke keluarga miskin yang ada anaknya pun atau panti asuhan insya Allah bisa mendapatkan pahala.





10 Janiji ALLAH kepada Orang yang Beriman


Assalamualaikum wr wb,

yap..kembali lagi berjumpa di blog sederhana ini, iya  mengingat janji-jani ALLLAH itu memang tiada habisnya. Apalagi kita sebagai hamba yang lemah hanya bisa terus berdoa memohon kepada-Nya. Di dalam Alquran terdapat sekian banyak janji mulia dan istimewa yang ditawarkan kepada orang-orang yang memiliki keimanan, baik janji-janji di dunia maupun janji-janji di akhirat.
Janji-janji akhirat yang diberikan bagi mereka yang beriman tidak terhitung jumlahnya dalam kitab suci itu karena amat banyak.
Adapun janji-janji di dunia yang disebut secara terang-terangan (eksplisit), setidak-tidaknya ada sepuluh macam. Berikut ini adalah sepuluh janji di dunia itu.
1. Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah SWT, "... Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (QS. Ar-Ruum: 47).
2. Diberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa'). Allah SWT berfirman,”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang ber­iman...” (QS. Al-Hajj:38).
3. Mendapatkan perlindungan kasih sayang (Al-wilayah). Allah SWT berfirman, ”Allah Pelindung orang-orang yang beriman.... ” (QS. Al-Baqarah: 257).
4. Ditunjukkan kepada jalan yang benar (Al-hidayah). Didasarkan firman Allah SWT, ”... Sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus. ” (QS. Al-Hajj: 54).
5. Orang-orang kafir tidak akan diberikan jalan untuk memusnahkan mereka dari muka bumi (adamu taslithiil kafirin). Allah SWT berfirman,"Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-oriing kafir.”(QS. An-Nisa.i : 141).
6. Diberikan kekuasaan di dunia dan diberikan kemapanan dalam segala bidang. Allah SWT berfirman, "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah meiyadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan (memberikan kemapanan) agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.” (QS. An-Nuur; 55).
7. Keberkahan dari langit dan bumi, seperti sumber daya alam yang melimpah serta rezeki yang lezat (Al-barakah dan ar-rizqu ath-thayyib). Allah SWT berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raaf: 96).
8. Kemuliaan dan kejayaan (Al-izzah). Allah SWT berfirman, ”Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang yang berinar (mukmin).” (QS. Al-Munafiquun: 8).
9. Kehidupan yang baik (al-hayah ath-thayyibah) Allah SWT berfirman,"Barangsiapa mengerjakan amal saleh baik laki-laki mau­pun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An- Nahl: 97).
10. Diberikan kemenangan (Al-fAth). Allah SWT berfirman, ”Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenang­an (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.." (QS. Al-Maa'idah: 52).
Dengan janji-janji yang menggiurkan tersebut tentu kualifikasi (penyeleksian) orang-orang yang dikategorikan sebagai memiliki keimanan sangat ketat. Jika tidak, tentulah banyak orang, bahkan semua orang, yang akan mengaku-aku diri sebagai orang beriman.
Untuk menghindari ini dan untuk mengukur pula seberapa kadar keimanan manusia, dilakukanlah proses tes terlebih dahulu, tes keimanan, sebagaimana tes ini dilakukan terhadap generasi-generasi dahulu.
Allah SWT berfirman, "Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, 'Kami telah beriman,’ sedang mereka belum diuji ? Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang- orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang- orang yang dusta.” (QS. Al-'Ankabuut: 2-3)

Janji Allah Kepada Manusia Yang Sentiasa Beristighfar




Hai Sahabat Devka .
Di zaman yang serba mencabar ini ada baiknya kita menjadikan Istighfar sebagai salah satu amalan kita, Untuk lebih membuat kita bersemangat melakukannya, berikut adalah huraian kelebihan dan manfaat dari berIstighfar.
Menggembirakan Allah. Rasulullah s.a.w bersabda, “Sungguh Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan untanya yang hilang di padang pasir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dicintai Allah. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, “Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa.” (HR.Ibnu Majah)
Dosa-dosanya Diampuni. Rasulullah bersabda, “Allah telah berfirman, "Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, nescaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).” (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi)
Imam Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan ubat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan ubat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).
Selamat Dari Api Neraka. Hudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan aku masuk neraka’. Rasulullah s.a.w bersabda,’ Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam’.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
Mendapat Ganjaran Syurga. “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”(QS. Ali’Imran: 135-136).
Mengecewakan Syaitan. Sesungguhnya syaitan telah berkata,”Demi kemuliaan-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku.”(HR.Ahmad dan al-Hakim).
Menyebabkan Syaitan Putus-asa. Ali bin Abi Thalib r.a pernah didatangi oleh seseorang, "Saya telah melakukan dosa’. 'Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’, kata Ali. Orang itu menjawab,’Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya berdosa lagi’. Ali berkata, ‘Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’. Orang itu bertanya lagi,’Sampai bila?’ Ali menjawab,’ Sampai syaitan berputus asa dan merasa rugi.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
Terhindar Dari Azab Api Neraka. Allah berfirman, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”(QS.al-Anfal: 33).
Menghilangkan Kesedihan. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Diberikan Kegembiraan. Rasulullah s.a.w bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Melancarkan Rezeki. Rasulullah s.a.w bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba boleh tertahan rezekinya kerana dosa yang dilakukannya.” (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
Membersihkan Hati. Rasulullah s.a.w bersabda,”Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya.”(HR.Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).
Mengangkat Darjat Di Syurga. Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di syurga. Hamba itu berkata,’Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah berkata,’Kerana istighfar anakmu untukmu’.”(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
Mengikut Sunnah Nabi. Abu Hurairah berkata,”Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, 'Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’.”(HR.Bukhari).
Menjadi Sebaik-baik Orang Yang Bersalah. Rasulullah bersabda,”Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.”(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).
Bersifat Sebagai Hamba Allah Yang Sejati. Allah berfirman,”Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”(iaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur.”(QS.Ali’Imran: 15-17).
Terhindar Dari Menjadi Orang Yang Zalim. Allah berfirman,”…Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”(QS. al-Hujurat: 11)
Mudah Mendapat Anak. Allah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.Nuh: 10-12).
Sentiasa Diturunkan Air Hujan. Ibnu Shabih berkata,”Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata,’Perbanyaklah istighfar’. (Kitab Fathul Bari: 11/98)
Bertambah Kekuatannya. Allah berfirman,”Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52)
Bertambah Kesejahteraannya. Allah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”(QS.Nuh: 10-12).
Menjadi Orang Yang Beruntung. Allah berfirman, "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS.an-Nur: 31).
Aisyah berkata,”Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka.”(HR.Bukhari).
Keburukannya Diganti Dengan Kebaikan. Allah berfirman, "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Furqan: 70).
“Dan dirikanlah solat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”(QS. Hud: 114).
Bercitra Sebagai Orang Mukmin. Rasulullah bersabda,”Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyedari bahawa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahawa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahawa tiada Tuhan yang boleh mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin.”(HR.Ahmad).
Berkeperibadian Sebagai Orang Bijak. Seorang ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67).

Fakta-Fakta Unik dan Belum banyak yang Tau Tentang Islam di INDONESIA


fakta unik islam di indonesia
1. Meskipun 88% penduduk Indonesia beragama Islam dan merupakan negara Muslim terbesar di seluruh jagat, Indonesia tidak menggunakan hukum Islam, Indonesia masih menggunakan hukum buatan Belanda hingga kini. Muslim di Indonesia dikenal dengan sifatnya yang moderat yang mungkin terjadi akibat asimilasi budaya nasional dengan agama Islam.
2. Walaupun Nabi Muhammad menunaikan Haji hanya 2 kali, rakyat Indonesia banyak yang sudah menunaikannya lebih dari 2 kali.
3. Kepercayaan yang berkembang pada kebanyakan Muslim di Indonesia yaitu berfikir bahwa mereka hanya akan masuk neraka sebentar (di celup-celup di neraka sesuai kadar dosanya), namun hal itu dengan tegas dibantah oleh Al-qur'an yaitu ,   Al Baqarah:80 ﴿ Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja". Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" Al Baqarah:81 ﴿ (Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.  Al Baqarah:82 ﴿ Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. Hal inilah yang menjadikan kebanyakan muslim di Indonesia terlena akan dosa, karena mereka berfikir tidak akan kekal di dalam neraka. 
4. Secara garis besar, Islam di Indonesia dibagi dalam dua kubu besar yaitu Islam NU dan Islam Muhammadiyah. Diantara keduanya kadang terdapat perbedaan yang sangat mencolok dalam tata beribadah (ritual) keagamaan. Ketika di teliti lebih dalam, masih akan banyak ditemukan golongan-golongan didalam Islam, dan mereka bangga akan golongan mereka masing-masing. Celakanya lagi mereka melakukan kekerasan atas nama Islam.
5. Hanya ada satu propinsi yang menggunakan Hukum Islam dalam praktek kehidupan sehari-hari yaitu Aceh. Namun dalam prakteknya, tidak seluruh Hukum Islam yang digunakan karena masih bercampur baur dengan hukum adat dan hukum RI. Sangat bertolak belakang dengan apa yang dicontohkan Rosululloh yang menggunakan Hukum Islam diseluruh aspek kehidupan. Muslim di Indonesia menganggap Islam sama dengan agama-agama lain yang hanya mengatur aspek-aspek ritual saja (Sholat, zakat, puasa,  nikah, haji), dan tak punya aturan dalam kehidupan masyarakat, padahal Islam adalah tuntunan dalam bidang sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, pertahanan, politik dan pemerintahan.
6. Jumlah masyarakat indonesia yang diduga terlibat dalam jaringan teroris mencapai 1,8 juta orang atau dua persen dari total penduduk Indonesia yaitu 204 juta jiwa . Kebanyakan teroris tersebut membawa panji Islam.
7. Muslim di Indonesia  rela terlibat dalam aktivitas riba bunga bank, pergaulan bebas dan perzinaan, judi,  minuman keras, narkotika, suap-menyuap dan lain-lain. Remajanya lebih merasa jumawa bila menjadi Artis dibandingkan Ilmuwan. Wah generasi Islam kita, generasi yang membahayakan kelangsungan Islam di Bumi Indonesia.
8. Muslim di Indonesia merasa tak ada masalah jika meminta-minta ditengah jalan untuk pembangunan masjid. Masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan dana. Tapi itulah yang menjadi realita Islam di Indonesia.
9. Aliran sesat di Indonesia dalam rentang waktu selama 6 tahun (2001 – 2006) sebanyak 250 aliran.
10.  Muslim di Indonesia seringkali dijemput kematian  melalui kemiskinan. Seringkali para Muslimin mati karena berebut antri sembako atau mati karena kekurangan pangan di negeri yang katanya kaya raya ini. Ironi? tentu. Jika Muslim di Indonesia benar-benar melaksanakan perintah Alloh, Rasulullah serta Kitabnya, secara logika, Indonesia adalah negara termaju dalam segala hal di dunia. Realitanya? Bandingkan dengan negara-negara komunis yang tidak beragama!
11. Dengan jumlah Muslim sebesar 88 %, Bagaimana kondisi di sekitar anda? Apakah anda merasa aman? Setiap hari berita kejahatan tidak pernah absen muncul di koran dan televisi. Perampokan, penodongan, pembunuhan, perkelaian, perang gank motor, perang antara satpol PP dan masyarakat dan anrkisme lainnya. Pernahkah anda bertanya dalam hati, apakah orang Islam yang melakukannya? Ya, tentu, lihat nama pelakunya, kebanyakan dari bernamakan orang Islam
12. Kehidupan keberagaman agama di Indonesia terancam dikarenakan masing masing pihak mengaku agama  mereka yang terbaik. Bandingkan di jaman nabi Muhammad, mereka hidup damai dan tenteram dibawah pemerintahan Islam. Nabi Muhammad memberikan keleluasaan mereka yang beragama non Islam untuk tetap dapat beribadah meskipun harus tunduk kepada pemerintahan Islam. Bandingkan dengan saat ini, walaupun katanya hidup dialam Bhineka Tunggal Ika, tapi banyak kasus yang dialami oleh minoritas, seperti tidak di ijinkan memiliki tempat ibadah, kerusuhan antar umat beragama dan  masih banyak yang lainnya. Ternyata memiliki Bhineka Tunggal Ika pun belum merupakan jaminan bagi seluruh masyarakat untuk dapat melakukan peribadatan.

13. Menentukan awal puasa dan lebaran merupakan hal yang sulit di Indonesia, bahkan ada yang perbedaan waktunya sampai dengan 2 hari. Masing pihak mempunyai perhitungan sendiri.  Hal ini tidak mungkin akan terjadi jika Indonesia menggunakan 2 kalender, Kalender masehi dan kalender Hijriah. What do you think?


Subhanallah!!! Ini Bukti sabda Rasulullah tentang jarak pintu surga terbukti dengan Google Maps.


Assalamualaikum wr.wb
Maasyaa Allah, sabda Rasulullah tentang jarak pintu surga terbukti dengan Google Maps. Allahu Akbar, kini Allah Ta’ala membuktikan kebenaran bisyarah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam 14 abad silam melalui aplikasi Google Maps. Demikian Baitul Maqdis melaporkan pada Selasa (4/8/2015).

Aplikasi tersebut merupakan salah satu teknologi internet yang super canggih. Google Maps dirancang khusus bagi pengguna untuk dapat menemukan tempat terbaik melalui informasi peta yang telah di tawarkannya.
Namun percayakah Anda jika teknologi Google Maps ini ternyata mampu membuktikan kebenaran ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pada 14 abad yang lalu?
Dahulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda di depan para sahabatnya tentang jarak antara dua pintu surga.
Beliau membandingkan ukuran tersebut sama besarnya dengan jarak perjalanan dari kota Mekah-Hajar atau sama juga dengan jarak Mekah-Bushra.
Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya! Sungguh jarak antara dua pintu (yang ada daun pintunya) dari pintu-pintu surga seperti antara Mekah dengan Hajar, atau seperti antara Mekah dengan Bushra.” (HR. Muslim no. 287)
14 abad kemudian, setelah dilakukan kalibrasi dengan aplikasi Google Maps, ternyata terhitung bahwa, jarak dari Mekah ke 2 kota yang berbeda itu sama persis menunjukan angka 1.272 km. Apakah ini suatu kebetulan atau memang suatu mukjizat yang membuktikan kerasulan Nabi Muhammad? Mengingat Nabi sendiri merupakan seseorang yang hidup di abad ke-7 dimana belum terdapat GPS, Satelit, Pesawat, UAV ataupun roket luar angkasa.
Lantas dari mana beliau bisa tahu akan hal ini? Mengingat hasil perbandinganya sangat presisi dan akurat, barangkali ini juga yang membuktikan bahwa Isra Mir’aj benar-benar telah terjadi. Dengan demikian, logikanya, MUSTAHIL manusia biasa yang hidup di abad ke-7 bisa mengetahui hal ini, kecuali manusia-manusia pilihan Allah yang diberi suatu mukjizat. Allahu Akbar!
sekian yang bisa dishare dari bukti sabda Rasulullah tentang jarak pintu surga terbukti dengan Google Maps.
Semoga bisa menambah keimanan kita terhadap ALLAH SWT ,amiin
semoga bermanfaat dan jangan lupa share ya.

Bro/Sis Ini lho Cara-cara Jin Mengganggu Manusia dan Bagaimana Melindungi Diri darinya


Assalamualaikum wr wb
jan ketemu lagi di blog mas admin yang simpel ini. iya kali ini mas admin mau berbagi sedikit informasi tentang Cara-cara Jin Mengganggu Manusia dan Bagaimana Melindungi Diri darinya.
Tidak diragukan bahwa jin dapat memberikan pengaruh kepada manusia dengan gangguan yang adakalanya bisa mematikan, adakalanya mengganggu dengan lemparan batu, dengan menakut-nakuti manusia, dan hal-hal lainnya yang disahkan oleh sunnah dan ditunjukkan oleh kenyataan. Diriwayatkan secara sah bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengizinkan seorang sahabatnya untuk pergi kepada keluarganya dalam suatu peperangan -yang saya kira perang Khandaq-. Ia seorang pemuda yang baru saja menikah.
 Ketika sampai di rumahnya, ternyata istrinya berada di depan pintu. Ia mengingkari perbuatan istrinya itu, lalu berkata kepadanya, "Masuklah!" Ketika pemuda ini masuk, ternyata seekor ular melingkar di atas tempat tidur. Dengan tombak yang berada di tangannya, ia menikam ular tersebut dengan tombak tersebut hingga mati. Dalam waktu yang bersamaan -yakni pada saat ular itu mati- maka pria ini juga mati. Perawi tidak tahu, mana yang lebih dulu mati: ular atau orang itu. Ketika berita itu sampai kepada Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, beliau melarang membunuh ular yang berada di rumah kecuali ular yang ganas dan berbisa. Beliau bersabda, 

إِنَّ بِاْلمَدِيْنَةِ جِنّاً قَدْ أَسْلَمُوْا فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئاً فَأْذَنُوْهُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذلِكَ فَاقْتُلُوْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ 

"Sesungguhnya di Madinah terdapat para jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat sesuatu dari mereka, maka izinkanlah ia selama tiga hari. Jika ia menampakkan diri kepadamu sesudah itu, maka bunuhlah. Sebab, sesungguhnya ia adalah setan." 


Ini dalil yang menunjukkan bahwa jin itu adakalanya menzhalimi manusia dan menganggu mereka, sebagaimana fenomena membuktikan hal itu. Berita-berita telah mutawatir dan sangat banyak menyebutkan bahwa manusia adakalanya memasuki rumah rumah kosong lalu dilempar dengan batu pada tidak melihat seorang pun di dalam rumah kosong itu. Adakalanya ia men-dengar suara-suara dan adakalanya mendengar desingan lembut seperti suara pohon serta sejenisnya yang membuat ketakutan dan terganggu kerenanya. 


Demikian pula adakalanya jin merasuki tubuh manusia, baik dengan kecintaan, untuk bermaksud mengganggunya maupun sebab-sebab lainnya. Ini diisyaratkan oleh firmanNya, 


"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila." (Al-Baqarah: 275). 


Pada jenis ini adakalanya jin berbicara dari batin manusia itu sendiri, berbicara kepada siapa yang membacakan ayat-ayat al-Qur'an di hadapannya, adakalanya pembaca al-Qur'an mengambil janjinya supaya tidak kembali lagi, dan perkara-perkara lainnya yang banyak diberitakan oleh riwayat-riwayat dan tersebar di tengah-tengah manusia. Atas dasar ini maka benteng yang dapat menghalangi dari kejahatan jin ialah seseorang membaca apa yang direkomendasikan oleh Sunnah yang dapat membentengi diri dari mereka, semisal ayat Kursi. Sebab, jika seseorang membaca ayat Kursi, pada suatu malam, maka ia senantiasa mendapat penjagaan dari Allah dan setan tidak mendekatinya hingga Shubuh. Dan, Allah adalah Maha Pemelihara. 


Fatawa al-'Ilaj bi al-Qur’an wa as-Sunnah - ar-Ruqa wama yata'allaqu biha, Syaikh Ibn Baz, Ibn Utsaimin, al-Lajnah ad-Da'imah, hal. 65-66. Dan fatwa ini adalah fatwa Syaikh Muhammad bin Utsaimin
baik sekian dari saya, semoga bermanfaat ya bacaan Cara-cara Jin Mengganggu Manusia dan Bagaimana Melindungi Diri darinya ini.
Jangan di share kalau memang gak bermanfaat, hehe

wassalamualaikum wr wb



Ternyata, banyak umat Islam yang belum tahu soal Salafi dan Wahabi, apa saja simak ini


JAKARTA – Ketika voa-islam memberitakan terkait Salafi-Wahabi, ternyata masih banyak masyarakat muslim awam yang tidak tahu apa itu Salafi dan apa Wahabi. Dari beberapa SMS dan jaringan Facebook (FB) yang diterima voa-islam, mereka ingin tahu lebih jauh ihwal Salafi – Wahabi. 
Agar tidak tersesat dan termakan dengan infomasi yang sepotong-sepotong, setidaknya mengetahui peta masalahnya, maka perlu dijelaskan apa itu Salafi dan Wahabi. Insya Allah, kami akan menjabarkannya dalam beberapa tulisan.
Seperti diketahui, fenomena kehadiran dakwah Salafiyah di Indonesia sejak dekade 80-an hingga kini cukup mendapat perhatian khalayak pergerakan dakwah. Sebelumnya, istilah “salafi” dan “salafiyah” sering digunakan oleh pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama (NU) yang sering disinonimkan dengan istilah “tradisional”.
Hakikatnya, tak ada persoalan dengan istilah “salafi”. Sebab, secara harfiah berarti mengikuti kaum salaf, yakni Rasulullah Saw dan para sahabat. Setiap Muslim tentu bertekad untuk meneladani Rasulullah Saw dan, para sahabat dan tabi’in nya. Generasi beliau (Nabi Saw), sahabat dan tabi’in adalah generasi terbaik umat ini. Generasi iniah yang disebut Salaf ash-Shalih.
Di masa tabi’in dan sesudahnya, guna menghadapi pemikiran dan keyakinan bid’ah, seperti Khawarij, Syiah, Qadariyah, Murji’ah, Mu’tazilah dan lainnya, munculnya istilah Ahlu Sunnah wal Jamaah. Istilah ini menegaskan keharusan umat Islam untuk berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah, dan agar umat Islam bersatu di dalamnya.
Dalam konteks kekinian, kehadiran gerakan Salafi kontemporer mempunyai sejumlah nilai positif dalam bentuk upaya menghidupkan sunnah, memerangi syirik dan bid’ah, menekankan rujukan kepada para ulama yang keilmuannya diakui oleh kaum Muslimin dan lainnya.
Secara sederhana, salafi berarti orang-orang di zaman sekarang yang mengikuti generasi Salaf. Jadi, Salaf yang dimaksud adalah tiga generasi islam permulaan (generasi Rasulullah saw dan para sahabat ra, generasi Tabi’in dan gerenasi Tabi’ut Tabi’in) itulah yang kerap disebut As-Salafus Shalih, yaitu para pendahulu umat Islam yang shalih. Istilah Salafi merujuk pada pengertian, seseorang yang mengikuti ajaran Salafus Shalih ra. Adapun bentuk jamak (plural) dari Salafi ialah Salafiyun atau Salafiyin.
Menurut Am Waskito, “Kalau mau jujur, sebenarnya mayoritas umat saat ini, mereka berpaham Salafi. Artinya, mereka yang mengikuti jejak Salafus Shalih, yaitu Rasulullah, para sahabat, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Mereka mengikuti ajaran yang ditinggalkan oleh generasi terbaik dalam sejarah Islam itu.”
Namun, sayang, ada sebagian orang yang ingin memonopoli dengan mengklaim dirinya sebagai pewaris tunggal kebesaran Salafus Shalih. Dengan kata lain, tidak ada yang berhak mengklaim nama Salaf (salafi), selain diri mereka sendiri. Ada sebagian  orang yang mengklaim dan membangga-bangga dirinya Salafi, tetapi hari-harinya disibukkan untuk menjelek-jelekkan kelompok lain. Akibatnya, diantara mereka sendiri terlibat perselisihan tajam,ada yang berpisah jalan, terbelah,hingga menebar kebencian.
“Sebagian kalangan yang mengaku diri sebagai Salafi sejati, tapi memaksa orang lain mengikuti pendapat mereka dalam masalah-masalah yang sebetulnya bersifat ijtihadiyah atau khilafiyah (dalam hal fiqih). Kemudian yang berbeda pendapat dengannya, akan diperlakukan secara tidak adil, bahkan dianggap musuh yang harus diwaspadai. Sebagai contoh, persoalan isbal (celana di atas mata kaki) yang sebetulnya persoalan khilafiyah diperdebatkan seolah permasalahan besar, ” ungkap Ustadz Abduh Zulfidah Akaha, penulis buku “Belajar dari Akhlak Ustadz Salafi”.
AM Waskito dan Abu Abdirrahman Al Thalibi (dalam buku yang ditulisnya) menyebut salafi yang hobi menghujat kelompok Islam lain dengan sebutan Salafi Ekstrem. Adapun Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi menyebutnya dengan Salafi Murji’ah.
Istilah Salafi yang Diperselisihkan
Menurut Abu Abdirrahman Al Thalibi (penulis buku Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak), secara bahasa, kalimat “Ana Salafi! Adalah kalimat yang rancu. Jika diterjemahkan ia memiliki arti,“Aku ini Salafi! Salaf artinya dahulu, telah lalu, atau orang jaman dulu. Salafi berarti orang jaman dulu. Tidak mungkin orang yang hidup di jaman sekarang mengatakan, “Aku ini orang jaman dahulu.
Kalimat Ana Salafi! Jika dikaitkan dengan As–Salafus Shalih, mengandung makna kesombongan. Disana seseorang atau sebagian oranf merasa diri telah menjadi pengikut terbaik Salafus Shalih. Harus disadari bahwa Salafus Shalih adalah nenek moyang seluruh umat Islam, bukan hanya milik golongan tertentu.
“Saya tidak risau jika tidak disebut sebagai Salafi atau Salafiyun. Menurut saya, sebutan itu tidak penting, tetapi lebih utama adalah pengamalan. Bahkan orang-orang di sekitar, menganggap saya sebagai Salafi, tanpa saya memaksakan sebutan itu kepada mereka,” tulis Thalibi.
Suatu hari Al Thalibi membaca pembahasan tentang istilah Salafi. Syaikh Al Albani mengemukakan sebuah hadits shahih, bahwa Nabi saw berkata kepada Fatimah ra, “Sebaik-baik Salaf bagimu (wahai Fatimah) adalah aku (Nabi sendiri). (HR Muslim).
Setelah membaca dalil ini, Al Thalibi merasa yakin Syaikh Albani telah menemukan dalil qath’i (jelas dan tegas) yang telah membuktikan bahwa penggunaan istilah Salafi itu sesuai syariat Islam. Hingga ketika menulis buku DSDB, ia masih menerima sebutan Salafi.
Dalam sebuah catatan kaki, Al Thalibi mengatakan, namun demikian, baik Fathimah maupun para sahabat, tidak ada satupun yang mengatakan kepada keluarganya atau orang-orang yang akan mereka tinggalkan, bahwa mereka adalah salaf bagi yang akan ditinggalkan. Bahkan, tidak ada satu hadits pun yang menyebutkan bahwa para sahabat menyebut diri mereka sebagai salaf ataupun Salafi.
Sekalipun penamaan “salafi” ini benar menurut kaidah bahasa, tapi mengklaim bahwa ini adalah sunnah, adalah sesuatu yang perlu dipertanyakan. Sebab secara tidak langsung hal ini sama saja dengan mendeskreditkan para sahabat yang tidak menyebut diri mereka sebagai salaf ataupun salafi. Padahal mereka adalah orang-orang terbaik umat ini.
Setelah menulis buku DSDB 2: Menjawab Tuduhan (MT), Al Thalibi sudah tidak lagi memakai istilah Salafi, tapi memilih istilah Ahlus Sunnah Wal Jamaah (atau Ahlu Sunnah). Sepengetahuannya, istilah terakhir ini lebih memiliki dasar Syar’i daripada istilah Salafi. Namun, untuk istilah Salafiyah dengan pengertian ajaran Salafus Shalih, bukan sebutan bagi seseorang atau sekelompok orang dijaman sekarang,  ia masih menerimanya.
Salafi Hakiki adalah yang seperti dgambarkan oleh Rasulullah saw: “…bersikap tegas kepada orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang dengan sesama mereka (sesama mukmin)…” (QS AL-Fath: 29).
Bila mengurai beberapa ayat Al-Qur’an tentang sifat-sifat para sahabat ra, maka dalam diri para Salafus Shalih memiliki sifat-sifat mulia berikut ini:
Berakidah lurus, beribadah kepada Allah, dengan tidak menjadikan bagi-Nya sekutu dalam bentuk apapun.
Mengimami Rasulullah Saw, membenarkan ajarannya, memuliakan Syari’atnya, membela kemuliannya, serta berjalan di atas cahaya petunjuknya.
Sebagai konsekuensi tauhid ialah munculnya Al Wala’ Wal Bara’, yaitu menetapkan Wala’ (Kesetiaan) kepada orang-orang yang beriman, dan menetapkan Bara’ (anti kesetiaan) kepada orang-orang kafir.
Mengerjakan shalat (berjamaah bagi laki-laki dewasa), menunaikan zakat, menginfakkan sebagian rezeki disaat lapang maupun sempit.
Sikap itsar, yang mendahulukan saudara mukmin, meskipun diri sendiri kukurangan dan membutuhkan.
Hidupnya bermanfaat bagi orang lain, ibarat pohon korma yang sellau mengeluarkan buah di setiap musim.
Senantiasa menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan buruk (menunaikan amar makruf nahi munkar).
Berakhlak mulia, menjauhi kesia-siaan, memelihara kehormatan diri, menunai amanah dan jani-janji. Menahan amarah, memaafkan manusia, serta tidak melayanu perkataan orang-orang jahil.
Senantiasa berdzikir mengingat Allah di pagi dan petang, tidak lalain dari dzikir karena kesibukan perdagangan, jual beli, pekerjaan dll.
Menunaikan hak-hak persausaraan (ukhuwah), tidak menghina, tidak mencela, tidak memanggil dengan gelaran buruk, menghindari prasangka buruk, tajassus (mencari-cari kesalahan), dan ghibah (bergunjing).
Hatinya lembut untuk senantiasa bertaubat, memohon ampun atas dosa-dosa, dan lekas berhenti dari perbuatan keji.
Berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa, serta tidak melemah atau lesu menghadapi segala resiko jihad di jalan Allah.
TOPIK: SALAFI, SALAFI WAHABI, WAHABI




(Wanita Wajib BACA!!!) Ini Dosa 24 Jam Wanita Di SOSIAL MEDIA


Mohon dibaca sampai selesai, siapa tau bisa menjadi pelajaran buat kita semua, terutama bagi muslimah .
Saudariku…
Seorang Wanita yang menampakkan foto dirinya di internet mungkin telah melanggar larangan untuk tidak tabarruj dan sufur. Tabarruj artinya seorang wanita menampakkan sebagian anggota tubuhnya atau perhiasannya di hadapan laki-laki asing.
Sedangkan Sufur adalah seorang wanita menampak-nampakkan wajah di hadapan lelaki lain. Oleh karena itu Tabarruj lebih umum cakupannya daripada sufur, karena mencakup wajah dan anggota tubuh lainnya.
Tabarruj diharamkan dalam syariat berdasarkan ayat al-Qur’an dan juga hadits, antara lain: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kelompok penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang memukuli orang-orang dengannya dan para wanita yang berbaju tapi mereka telanjang, berlenggak lenggok kepala mereka bagaikan punuk unta yang bergoyang. Wanita-wanita itu tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga bisa tercium sejauh sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 3971 & 5098)
Apabila seorang Wanita menampakkan photo dirinya di internet lalu dimanakah esensi hijab sebagai al Haya’ (RASA MALU). Sebagai seorang muslimah sejati, tentulah saudariku akan berpikir ribuan kali untuk melakukan hal yang demikian. Padahal Rasullullah Shallallahu’alaih wa sallam bersabda yang artinya: “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlaq dan akhlaq Islam adalah malu” sabda beliau yang lain; “Malu adalah bagian dari Iman dan Iman tempatnya di Surga”.
Allah Azza wa Jalla juga menjadikan kewajiban berhijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat) dalam firman-Nya, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), karena itu “mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka.
Dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan baerupa fitnah dan kejahatan bagi mereka. Wallahua’lam.
Diantara dampak negatif wanita memajang foto wajah di internet:
– Bisa membuat pria yg sengaja maupun tak sengaja melihatnya menjadi tergoda, mengotori hatinya, membuat terbayang siang malam, bahkan bisa menimbulkan niat-niat buruk atau bahkan sampai melakukan kejahatan. Meski seorang wanita menutup seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangannya, kemudian ia memamerkan dirinya di social media maka ini pun tidak bisa menjamin selamatnya orang yang melihat dari fitnah, sebab wajah wanita memiliki daya tarik yang sangat kuat terhadap laki-laki, sehingga, meski seluruh badannya tertutup dengan baik akan tetapi jika wajahnya dibuka dan dipampang di depan pengunjung akun, maka itu bisa menimbulkan fitnah di hati orang yang memandangnya. Disebabkan orang yang menyaksikan foto itu bisa terfitnah maka tidak dibolehkan memampang foto wajah itu di halaman situs yang bisa diakses oleh para pria yang bukan mahromnya.
– Menggoda pria, membuat pria tidak menundukkan pandangan, padahal dalam Al Quran diperintahkan menundukkan pandangan. Jika di dunia nyata, pria tidak akan berani lama-lama menatap wanita, apalagi yang belum dikenalnya. Pria akan malu kalau kelihatan sedang melihat wanita tersebut terus-menerus. Namun foto di internet, para lelaki bisa melihatnya lama-lama tanpa merasa malu, sebab tidak ada orang yang tahu. Dan hal tersebut bisa mendatangkan berbagai dampak negatif baik bagi pria maupun wanita. Sudah seharusnya para wanita menolong para pria dgn cara mencegah terjadinya hal tersebut, yaitu dgn tidak memajang fotonya.
– Betapa banyak wanita yg menjadi korban pria jahat berawal dari Facebook, diajak ketemuan, ditipu, diculik, diperkosa, dibunuh, dll, diawali oleh pria tertarik melihat foto sang wanita di FB, sebagaimana sering diberitakan media massa.
– Foto anda bisa dicopy dan diedit oleh orang2 jahat, dijadikan foto porno, atau digunakan untuk hal2 lain yg merugikan, (misalnya orang membuat suatu akun dgn memakai foto2 anda)
Ridhokah laki-laki yang sudah dipersiapkan Allah untuk menjadi pasangan hidupmu? Karena mereka lah yang berhak terhadap kecantikan yang kamu miliki.  Jawabnya: itu hak anda, kami hanya menyampaikan.
Namun semuanya kembali pada diri kita masing-masing, jika memang susah rasanya tidak menggunakan sosial media, jadikanlah sosial media itu menjadi hal yang bermanfaat dan tidak menimbulkan fitnah bagi kita sendiri.
Silahkan share artikel ini kepada temanmu yang lain jika kamu rasa ini bermanfaat.

(Wanita Wajib BACA !!!) Inilah 10 Ciri-Ciri Wanita Penghuni NERA


ciri wanita penghuni neraka
Rasulullah S.A.W bersabda : Aku melihat ke dalam neraka, maka aku lihat kebanyakan penghuninya kaum wanita, yang demikian itu disebabkan oleh karena jarang taat kepada Allah dan RasulNya serta suami mereka dan karena banyak bersolek untuk mempamerkan kecantikan. Lalu Rasulullah bersabda: "Aku menangis sewaktu aku diisrakkan ke atas langit, aku melihat para wanita umatku tengah disiksa di dalam neraka. Aku melihat 10 macam siksaan bagi kaum wanita, yaitu:
1.Orang perempuan yang digantung dengan rambutnya, adalah karena dia tidak mau menutup (melindungkan) rambutnya agar tidak dilihat oleh lelaki lain.
2. Orang perempuan yang digantung dengan lidahnya, adalah karena dia suka menyakiti hati suaminya dengan kata-katanya. Rasulullah s.a.w.bersabda:
"Seseorang wanita yang menyakiti hati suaminya dengan kata-katanya, maka Allah s.w.t akan
melebarkan lidahnya di hari kiamat nanti selebar 70 zira dan akan mengikat di belakang lehernya."
Dari Usman r.a berkata Bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: " Seseorang perempuan yang mengatakan
kepada suaminya dengan berkata: 'Aku belum pernah melihat kebaikanmu', maka sesungguhnya Allah s.w.t akan menghapuskan amal kebaikannya selama 70 tahun, walaupun dia berpuasa dan siang hari dan mengerjakan solat pada malam hari."
3.Orang perempuan yang digantung dengan buah
dadanya, adalah kerana dia menyusui anak orang lain
dengan tidak mendapat izin suaminya.
4.Orang perempuan yang diikat kakinya, adalah kerana dia keluar rumah tanpa mendapat izin suaminya terlebih dahulu dan tidak mandi hadas, bagi membersihkan diri seteleh habis haid atau nifas.
5. Orang perempuan yang makan badannya sendiri adalah kerana berhias untuk dilihat oleh lelaki lain
dan mereka yang suka membicarakan keaiban orang lain.
6. Orang perempuan yang memotong-motong buah dadanya sendiri dengan gunting-gunting dari neraka adalah karena dia memasyhurkan dirinya di kalangan orang ramai, dan bermaksud supaya orang melihat akan tertarik kepadanya sebab perhiasan yang dia pakai.
7.Orang perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya sehingga sampai kepada ubun-ubunnya, dan dibelit dengan beberapa ekor ular dan kalajengking adalah karena dia itu boleh solat, puasa tetapi dia tidak mau mengambil wudhu dan dia tidak mau mengerjakan solat serta tidak mau mandi junub.
8.Orang perempuan yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya pula seperti keledai adalah karena dia suka mengadu domba dan sangat suka berdusta.
9. Orang perempuan yang berbentuk seperti anjing, adalah karena dia itu ahli fitnah dan suka marah
kepada suaminya.
10. Dan perempuan yang menyerupai anjing, api masuk ke dalam mulut serta keluar dari duburnya itu adalah perempuan yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya, iri hati, dengki dan tidak taat kepada suaminya.