Ternyata Awalnya Wanita Keraton Berjilbab Sempurna


Kekalahan Pangeran Diponegoro karena penjajahan Belanda masih membekas dalam sejarah Islam Indonesia hingga saat ini, setidaknya dapat dilihat dari kehidupan keraton yang kini tidak menjadikan Islam sebagai asas sebagaimana Sultan Hamengkubowono I dulu. 

“Kurikulum untuk pengajaran para pangeran diganti Belanda menjadi kurikulum yang sangat jauh padahal sebelumnya tidak ada pangeran yang tidak fasih bahasa Arab, mengajarkan Qur’an, hadits dan jihad langsung dihancurkan Belanda, tersingkirnya ulama dari keraton, kemudian para santri, penghulu, khatib yang berpihak pada Diponegoro dimusuhi oleh Belanda, dikambinghitamkan ke kaum santri bahwa mereka lebih banyak memberikan kerusakan dari pada kebaikan”, terang Pengkaji Budaya Yogya, Salim Fillah saat mengisi seminar akbar Islam dan Nusantara yang diadakan oleh Aliansi Pemuda Islam Indonesia di Aula Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Centre, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (27/06/2015). 

Padahal, menurut Duta Sahabat Al-Aqsha ini, kehidupan Islam sudah diasaskan Sultan Hamengkubowono I, bahkan dari Sultan Hamengkubuwono I sampai Sultan Hamengkubowono IV wanita keraton sudah berjilbab sempurna. 

“Hamengkubowono I-Hamengkubowono IV wanita keraton itu berhijab sempurna. Ada dalam Babad Diponegoro”, paparnya pada para peserta yang mayoritas terdiri dari anak muda ini. Bukti lainnya juga terdapat dalam lukisan Kedung Kebo dimana istri dari Sultan Hamengkubuwono V memakai kerudung.

"Dalam lukisan kedung kebo, menggambarkan Ratu Kencono, istri HB V memakai kerudung yang sangat jelas”, ungkap pendiri Majelis Jejak Nabi ini. 

Oleh karenanya, menurut Salim, kita mengalami suatu pergeseran yang luar biasa, ketika sekarang disebut Jawa maka tidak bisa lagi disebut 100 persen Islam. 

Seminar Akbar Islam dan Nusantara merupakan seminar yang diadakan oleh Aliansi Pemuda Islam Indonesia (APII) dan didukung oleh AQL Islamic Centre, Young Islamic Leader (YI-Lead), Qur’anic Generation (Q-Gen), Komunitas Rajin Shalat dan Omah Peradaban. Selain Salim Fillah, Kandidat Doktor Sejarah Universitas Indonesia, Tiar Anwar Bakhtiar dan Ketua Dai dan Ulama se-ASEAN, Zaytun Rasmin, M.A., juga mengisi acara ini. 

Seminar yang sama akan diadakan pada Ahad tanggal 05 Juli 2015 di lokasi yang sama dengan pembicara Guru Besar Universitas Padjajaran Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, Ketua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia, Dr. Hamid Fahmy Zarkasy, M.Phil., dan Pengkaji Budaya Jawa Susiyanto M.P.I. (suara-islam.com)

red: abu faza
Artikel yang terdapat dalam blog ini berasal dari berbagai sumber terpercaya klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di moslemfact.blogspot.com

Post Comment