Tasbihnews.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi bimbingan Ustad Ali Jabir, penceramah yang kerap tampil di televisi. Bimbingan ini diberikan setelah muncul polemik terkait isi ceramah Ali Jabir di televisi.
Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Cholil Nafis menyampaikan bahwa Ali Jabir mendatangi MUI pada Selasa (29/9). Ali meminta bimbingan karena isi ceramahnya disoal.
"Meminta arahan dan bimbingan MUI berkenaan dengan aktivitas dakwahnya di Indonesia. Jika ada kesalahan siap memperbaiki," terang Cholil menjelaskan soal kedatangan Ali ke MUI saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (30/9/2015).
Cholil mengungkapkan ada sejumlah hal yang disampaikan Ali Jabir dalam ceramahnya di televisi nasional. Antara lain mengenai tawassul (ziarah kubur) yang dilakukan, kemudian Islam Indonesia yang Islam keturunan, dan mengenai ibadah kurban.
"Dia meminta maaf secara terbuka. Dan dia siap dibimbing dan ditegur, namanya dai tidak lepas dari kekhilafan. Kami menyarankan dalam berdakwah menghindari khilafiyah, ya silakan dia mempunyai dalil tapi jangan sampai menjadi kontra produktif," tutur dia.
Ali Jabir yang menjadi WNI pada 2011 ini menerima sepenuhnya keputusan MUI. Memang menurut Cholil, dengan latar belakang berasal dari Madinah ada kesalahpahaman dari pemilihan kata.
"Ya mungkin harus lebih halus dan disesuaikan dengan budaya Indonesia. Tutur katanya mungkin belum pas, jadi ada salah paham. Harus lebih halus dan lebih bijak," ujar Cholil.
Ali Jabir kepada MUI menjelaskan apa yang dia maksud dalam ceramahnya itu. Tak ada maksud dia menyinggung Islam yang ada di Indonesia. MUI sudah menerima penjelasan dan memfasilitasi agar tidak timbul perdebatan yang berkepanjangan.
Berikut penjelasan lengkap Cholil Nafis terkait Ali Jabir ini:
Walhamdulillah tadi siang, Rabu (29/9) saya di MUI Pusat menerima tamu Syaikh Ali Jabir berkenaan dengan beberapa polemik di sosial media. Syaikh Ali Jabir menyatakan beberapa hal kepada MUI
1. Meminta arahan dan bimbingan MUI berkenaan dengan aktifitas dakwahnya di Indonesia. Jika ada kesalahan siap memperbaiki
2. Mohon maaf kepada MUI dan masyarakat Indonesia jika ada kata-kata yang meresahkan. mungkin karena tak begitu fasih bahasa Indonesia sehingga ucapannya bisa disalahpahami.
3. Tidak ada niatan berkenaan dg ucapannya untuk mendiskreditkan masyarakat muslim Indonesia. hal itu semata-mata menirukan apa yang pernah didengarnya.
4. Soal tawassul dan kurban tak ada niat untuk masuk masalah khilafiyah dalam dakwahnya sehingga kalau ucapan yang berbeda pendapat mohon diluruskan oleh MUI dan asatidz.
5. Siap melakukan dan bekerjasama dengan siapapun khsususnya dengan para asatidz demi persatuan umat Islam dan menyebar dakwah yang damai.
2. Mohon maaf kepada MUI dan masyarakat Indonesia jika ada kata-kata yang meresahkan. mungkin karena tak begitu fasih bahasa Indonesia sehingga ucapannya bisa disalahpahami.
3. Tidak ada niatan berkenaan dg ucapannya untuk mendiskreditkan masyarakat muslim Indonesia. hal itu semata-mata menirukan apa yang pernah didengarnya.
4. Soal tawassul dan kurban tak ada niat untuk masuk masalah khilafiyah dalam dakwahnya sehingga kalau ucapan yang berbeda pendapat mohon diluruskan oleh MUI dan asatidz.
5. Siap melakukan dan bekerjasama dengan siapapun khsususnya dengan para asatidz demi persatuan umat Islam dan menyebar dakwah yang damai.
inilah poin-poin silaturrahim Syaikh Ali Jabir dengan Pengurus Komisi Dakwah yang baru saja dikukuhkan. MUI menyambut baik dan menghargai ketulusan Syaikh Ali Jabir yang dengan tawadhu' meminta bimbingan kepada MUI dan memohon maaf kepada masyarakat. Akhlak da'i harus menjadi teladan kepada umat. Mudah-mudahan antar da'i dapat saling mengingatkan dengan cara yang baik dan sopan sehingga tidak membingungkan umat.
(faj/dra)
(faj/dra)
Post Comment