Enam Karakter Pemuda Pilihan Islam


Oleh: Imam Nur Suharno

SEBUAH nasehat cukup menggetarkan, datang dari Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’I rahimahullahu Ta’ala kepada para pemuda;

Bersabarlah atas pahitnya sikap kurang mengenakkan dari guru
Karena sesungguhnya endapan ilmu adalah dengan menyertainya
Barangsiapa yang belum merasakan pahitnya belajar meski sesaat
Maka akan menahan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya
Barangsiapa yang tidak belajar di waktu mudanya
Bertakbirlah 4 kali atas kematiannya
Eksistensi seorang pemuda –demi Allah- adalah dengan ilmu dan ketaqwaan
Jika keduanya tidak ada padanya, maka tidak ada jati diri padanya
(Dalam Diwan Al Imam Asy Syafi’I halaman 33-34, Maktabah Ibnu Sina, tahqiq : Muhammad Ibrahim Salim)

Pemuda memiliki andil besar dalam sejarah kebangkitan bangsa. Maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya. Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka bangsa itu akan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia.

Sebaliknya, jika pemudanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti mabuk-mabukan, tawuran, pornografi, dan pornoaksi, maka masa depan bangsa itu akan suram.

Sosok pemuda seperti apa yang dapat diharapkan mampu membangun negeri ini? Dalam Al-Quran digambarkan pemuda Ashhabul kahfi, yaitu sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral (iman).

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi [18]: 13).

Dalam hadits disebutkan kalimat, Syabaabaka Qabla Haramika (Masa mudamu sebelum masa tuamu). Dari ayat dan hadits tersebut tampak bahwa masalah kepemudaan oleh Islam sangat ditekankan. Ditekankan karena tidak saja masa muda adalah masa berbekal untuk hari tua, melainkan juga di masa muda itulah segala kekuatan dahsyat terlihat.

Dalam sejarah kita mengenal pemuda Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan yang lainnya.
Karakteristik pemuda yang digambarkan itu adalah;

Pertama, pemuda yang selalu menyeru kepada alhaq (kebenaran)

”Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.” (QS Al-A’raf [7]: 181).

Kedua, mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka

”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah [5]: 54).

Ketiga, mereka saling melindungi dan saling mengingatkan satu sama lain serta taat menjalankan ajaran agama

”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At-Taubah [9]: 71).

Keempat, mereka adalah pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Allah berfirman, ”(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (QS Ar-Ra’d [13]: 20).

Kelima, mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban dengan jiwa dan harta mereka untuk kepentingan Islam. ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hujurat [49]: 15).

Keenam, pemuda yang (tumbuh) selalu beribadah kepada Allah dan hatinya senantiasa terpaut dengan masjid

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wassallam bersabda, ”Ada tujuh (7) golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya, (yaitu): pemimpin yang adil, pemuda yang (tumbuh) selalu beribadah kepada Allah, orang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, orang laki-laki yang senantiasa mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya) dalam keseharian sampai air matanya mengalirkan, orang laki-laki yang diajak seorang wanita yang mulia lagi cantik lalu ia berkata, ”Aku takut kepada Allah yang menguasai seluruh alam”, dan orang laki-laki yang bersedekah dan menyembunyikan (amal) sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Melalui para pemuda dengan karakteristiknya yang dipaparkan di atas, Islam berhasil menyingkirkan segala macam bentuk kekuatan kedzaliman. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan dengan memberikan perhatian, bimbingan, dan kesempatan untuk berkiprah kepada para pemuda bangsa ini akan mampu bangkit kembali. Semoga.*

Penulis adalah staf Pengajar di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
Artikel yang terdapat dalam blog ini berasal dari berbagai sumber terpercaya klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di moslemfact.blogspot.com

Post Comment